Showing posts with label bobotoh. Show all posts
Showing posts with label bobotoh. Show all posts

Friday, May 26, 2023

Sepakbola kita Bukan Kelas Jalanan Lagi


Pukul tiga sore hari, di jalan yang belum jadi
Aku melihat anak-anak kecil, Telanjang dada, telanjang kaki
Asyik mengejar bola
.......
.......
Ramang kecil, Kadir kecil Menggiring bola dijalanan
Ruly kecil Riky kecil, Lika-liku jebolkan gawang
.......
.......
Rony kecil Hery kecil, Gaya samba sodorkan bola
Nobon kecil Juki kecil, Jegal lawan amankan gawang
Cipto kecil Iswadi kecil, Tak tik tik tak terinjak paku
Yudo kecil Paslah kecil, Terkam bola jatuh menangis


DI ATAS, adalah petikan lirik lagu berjudul "Mereka Ada di Jalan", yang dikarang dan dinyanyikan oleh legenda musik tanah air, Iwan Fals. Lagu itu terdapat dalam Album "Belum Ada Judul", yang diliris pertengahan tahun 1991.

Jika Iwan Fals sudah ditasbihkan banyak pihak sebagai seniman musik yang menyuarakan isi hati masyarakat kecil, kaum rendahan, maka lagu "Mereka Ada di Jalan" mencerminkan satu soal bahwa pada era itu, era 90-an, sepakbola adalah "barang yang mahal", meski bukan sesuatu yang tidak dapat dilakukan.

Toh, seperti kata Iwan Fals, anak-anak kecil yang telanjang dada itu tetap mampu bermain bola di jalanan. Meski sesekali harus rela menginjak paku.

Ilustrasi: Anak-anak kecil bermain bola
Sumber: net
Berbeda dengan zaman ini. Hampir di setiap kota, menjamur sekolah sepakbola. Anak-anak tak harus lagi menyalurkan hobinya di jalanan. Mereka bisa mendaftar masuk SSB. Ada yang berbayar, ada yang gratisan.

Mereka bisa memulai langkah wujudkan mimpinya menjadi bintang seperti idola-idola mereka saat ini, seperti Messi, Ronaldo, dan sebagainya, dengan mendaftar ke SSB.

Kita semua tahu dan menyaksikan. Sejak kurang lebih sepuluh tahun ke belakang, sepakbola Indonesia usia muda atau kelompok umur, menuai pujian. Dimulai ketika generasi Evan Dimas Cs mengangkat tropi Piala AFF U-19 setelah mengalahkan Vietnam lewat adu tendangan penalti.

Euphoria muncul. SSB laku keras. Klub-klub liga profesional di negeri ini mulai percaya memainkan taltenta-talenta muda. Timnas kelompok umur (u-16, u-19, u-23) lebih disegani, setidaknya di kawasan Asia Tenggara, dibandingkan Timnas Seniornya.

Sampai kemudian FIFA sempat percaya untuk menyelenggarakan Piala Dunia u-20 di Indonesia. Sayang, mimpi besar itu yang hampir terwujud itu harus kembali terlempar ke jalanan. Gegara syakwasangka tak berkesudahan.

Terkini, Mei 2023, euphoria kembali menggema. Seluruh stasiun tv nasional berlomba meliput keberhasilan Tim Nasional Sea Games Kamboja 2023, meraih medali emas. Prestasi yang dirindukan sejak 32 tahun silam.

Para pengamat sepakbola sepakat, status juara Sea Games 2023, memupus barier atau semacam mitos penghalang bahwa Sepakboal Indonesia tak ada apa-apanya, bahkan di level Asia Tenggara. Kita tentu berharap Pak Erick Thohir dan jajaran PSSI mengolah euphoria itu jadi energi untuk mencapai prestasi yang lebih tinggi.

Setidaknya kembali menjadikan Sepakbola Indonesia sebagai "Macan Asia" seperti di era Ramang, Soejitto Soentoro, Anjas Asmara dan sebagainya.

Semoga.